Libatkan KKKS dan SKK Migas, BPMA Bahas Standardisasi Civil Works Industri Migas
MEDAN – Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) standardisasi kegiatan civil works yang berlangsung 7 hingga 8 Maret 2024 di Medan. Civil works merupakan pengerjaan terkait infrastruktur berupa jalan (access road), jembatan, drainase, gedung perkantoran, camp perumahan, mess hall, sport hall serta fasilitas pendukung lainnya pada industri hulu migas. BPMA turut membentuk Kelompok Kerja (Pokja) untuk memudahkan penyusunan standardisasi kegiatan civil works yang terdiri dari perwakilan BPMA dan KKKS.
Peserta kegiatan tersebut merupakan General Manager Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Wilayah Kerja Aceh, perwakilan SKK Migas, dan akademisi Universitas Teuku Umar (UTU). Kegiatan yang dibuka oleh Deputi Operasi BPMA, Edy Kurniawan tersebut merupakan rangkaian brainstorming awal untuk menyamakan persepsi antar peserta pada kegiatan civil works di lingkungan KKKS serta mengumpulkan data dan referensi untuk dijadikan acuan pada kegiatan civil works kedepannya. “Standardisasi ini sangat penting terutama aspek biaya di lingkungan KKKS dalam menjalankan operasi hulu migas. Sehingga standardisasi yang dilakukan tidak untuk menurunkan atau menaikkan harga, tetapi untuk mendapatkan harga yang terbaik,” ungkap Edy.
Selain itu, FGD yang dilaksanakan bersama ini juga bertujuan memberikan rekomendasi dan best practices dalam kegiatan civil works, menciptakan standardisasi teknis dan biaya yang sesuai kebutuhan KKKS, menyeragamkan biaya kegiatan civil works antar fungsi di lingkungan KKKS, dan mendorong efisiensi dan efektifitas kinerja kegiatan civil works di lingkungan KKKS.
Pada hari pertama, kegiatan berupa pemaparan dari Koordinator fasilitas penunjang dan logistik SKK Migas, Yulita Dyah Retno Widhi Astuti dan Akademisi Universitas Teuku Umar (UTU) Ir. Samsunan, S.T.,M.T. Dalam kesempatan tersebut, Yulita mengapresiasi BPMA dalam membuat standardisasi kegiatan civil works di lingkungan KKKS wilayah kerja Aceh. “Dalam Menyusun standardisasi biaya memang harus mempunyai strategi diantaranya mempunyai rencana kerja dan target yang jelas dan well defined scope (jelas, konsisten, standar yang general dan apple to apple),” kata Yulita
Dalam kesempatan yang sama, Samsunan dalam pemaparannya menyampaikan tentang pentingnya perencanaan dalam proyek konstruksi pada prasarana migas agar pekerjaan di lapangan sesuai dengan standar baku mutu yang berlaku. Selanjutnya, masing-masing KKKS memaparkan strategi penyusunan Owner Estimate (OE) dan update kegiatan civil works.